Sablon merupakan teknik yang digunakan untuk menempelkan tinta dengan desain dan pola tertentu pada pakaian. Jenis pakaian yang cukup sering disablon adalah kaos. Kaos yang diberi ornamen sablon digemari oleh masyarakat luas karena dinilai lebih menarik. Sablon juga bisa diaplikasikan dengan bermacam-macam desain sehingga bisa dipilih sesuai selera dan perkembangan fashion yang sedang tren. Selain sebagai hiasan, sablon juga bisa menjadi media untuk mengekspresikan ide atau gagasan yang berisi kritik atau humor. Kaos yang disablon dengan ide atau gagasan tersebut memiliki kesan independen dan biasanya digunakan oleh anak muda.
Sablon yang berkembang dan populer saat ini diawali oleh perjalanan panjang yang sekaligus menjadi sejarahnya. Sablon terus berkembang dari masa-masa hingga menjadi populer di kalangan masyarakat. Berikut dijelaskan sejarah dan perkembangan sablon dari masa ke masa.
Teknik sablon pertama kali lahir dan dicetuskan di China sekitar tahun 1654-1736. Teknik sablon tersebut kemudian menyebar ke Jepang dan digunakan untuk memberikan hiasan pada kimono, yang merupakan pakaian tradisional Jepang. Sablon yang diaplikasikan pada kimono tersebut dilakukan dengan teknik tulisan tangan untuk mencetak motif pada baju kimono. Baju kimono yang diberi motif dengan teknik sablon tersebut kemudian menjadi populer di kalangan masyarakat sehingga jumlah permintaan semakin naik. Setelah itu, harga kimono bermotif sablon pun menjadi lebih mahal sehingga pengaplikasikan sablon pada kimono dilarang oleh Kaisar Jepang.
Sablon kemudian meredup karena larangan tersebut dan mulai kembali naik daun setelah dikembangkan oleh Yuzenzai Miyasaki dan Zikukeo Hirose. Sejak saat itu, sablon kembali populer dan bahkan merambah ke benua Eropa pada tahun 1851-1862. Sablon masuk ke Eropa setelah diperkenalkan oleh Joseph Swan, yang kemudian mendirikan bisnis di bidang sablon. Teknik sablon kemudian semakin dikenal luas oleh masyarakat dan mulai diaplikasikan pada kain sutera. Sablon digunakan untuk membuat motif pada kian sutera polos supaya terlihat lebih indah dan menarik.
Teknik sablon pun mulai dikembangkan oleh banyak orang karena peminat pakaian dengan sablon juga semakin meningkat. Salah satu pengembang teknik sablon yang terkenal adalah Samuel Simmon. Samuel Simmon mulai mengembangkan sablon yang diaplikasikan pada kain atau bahan chiffon. Pada Juli 1907 Samuel mendapatkan hak paten pada teknik sablon yang ia ciptakan. Teknik sablon yang berkembang pada saat itu diaplikasikan pada media kertas dinding atau wallpaper, sutera, linen, dan bahan tekstil lain yang memiliki kualitas tinggi. Sablon semakin populer dan digandrungi oleh masyarakat Inggris.
Setelah berkembang di Inggris, sablon juga mulai merambah ke benua Amerika. Sablon yang berkembang di Amerika kemudian mengalami inovasi. Inovasi tersebut melahirkan teknik silk screen printing untuk mencetak sablon pada kain yang masih digunakan sampai saat ini. Sablon dengan teknik silk screen printing dinilai bisa menekan biaya produksi karena screen bisa digunakan sampai beberapa kali. Sablon dengan teknik silk screen printing kemudian mulai digunakan pada berbagai jenis pakaian, tidak terbatas pada pakaian yang dibuat dengan bahan berkualitas tinggi saja. Sablon mulai diaplikasikan pada kaos, topi, DVD, keramik, kaca, dan berbagai media sablon yang lain.
Sablon semakin berkembang setelah Perang Dunia II selesai. Teknik sablon semakin berkembang dengan berbagai inovasi. Teknik sablon pun semakin berkembang dengan menggunakan teknik saring sehingga pola sablon yang dihasilkan lebih berkualitas. Saat ini, sablon juga semakin canggih dan bisa dilakukan dengan komputer dan mesin otomatis. Teknik sablon yang semakin beragam tersebut bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan hasil sablon yang diharapkan. Masing-masing teknik memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga sebaiknya dipertimbangkan dengan cermat terlebih dahulu sebelum menentukan teknik sablon yang akan digunakan.
Jika Anda tertarik untuk membuat sablon kaos berkualitas, Anda bisa melakukannya di sini.
No Comment