Kain nilon sebenarnya bukanlah jenis kain yang asing di benak masyarakat karena sudah cukup sering digunakan dalam industri tekstil. Kain nilon adalah satu jenis kain yang dibuat dari serat sintesis atau serat buatan manusia yang dihasilkan dari minyak bumi. Karena dibuat dengan serat sintesis, kain nilon ini dikenal sebagai kain yang memiliki tekstur kuat dan elastis sehingga tidak mudah rusak. Kain nilon juga memiliki daya susut yang rendah sehingga tidak mudah menyusut walaupun dicuci berkali-kali. Kain nilon sendiri mulai dikembangkan pada tahun 1930 dengan tujuan untuk membuat alternatif dari kain sutera yang memang memiliki harga jual yan mahal karena tergolong kain langka. Pengembangan kain nilon tersebut dicetuskan oleh Wallace Carothers melalui perusahaan Dupont Chemical dari Amerika Serikat. Kain nilon dibuat dengan campuran plastik dengan proses tertentu hingga menghasilkan kain siap pakai untuk berbagai keperluan. Kain nilon yang awalnya muncul di Amerika kini berkembang ke berbagai penjuru dunia dan masih digunakan sampai saat ini.
Pada awal kemunculannya, kain nilon lebih condong digunakan untuk membuat parasut, seragam militer, tenda, pakaian, tali, bahkan bagian tertentu dari mesin untuk keperluan Perang Dunia II. Setelah Perang Dunia II berakhir, kain nilon masih mengalami perkembangan yang kemudian diproduksi secara masal untuk masyarakat umum. Kain nilon mulai naik daun ketika digunakan sebagai bahan pembuat stocking atau kaos kaki pada tahun 1940. Setelah itu, kain nilon mulai dimanfaatkan untuk membuat produk tekstil yang lain, termasuk pakaian, dan terus berkembang hingga saat ini. Kain nilon yang berkembang saat ini memiliki beberapa karakteristik yang menjadi ciri khasnya. Karakteristik kain nilon secara lebih rinci diuraikan sebagai berikut.
Memiliki Tekstur yang Kuat
Kain nilon yang dibuat dari 100% serat sintesis memiliki tekstur yang kuat sehingga tidak mudah robek atau tidak mudah rusak. Selain itu, kain nilon juga memiliki tekstur yang ringan dan elastis sehingga bisa dijadikan bahan yang nyaman untuk membuat pakaian. Karakteristik kain nilon yang kuat, ringan, dan elastis tersebut sering dijadikan bahan untuk membuat pakaian renang karena bisa menyesuaikan dengan bentuk tubuh dan tidak membantu pergerakan. Selain digunakan untuk membuat pakaian renang, kain nilon juga bisa dimanfaatkan untuk membuat jenis pakaian lain yang beragam dengan berbagai inovasi.
Cepat Kering
Kain nilon yang memiliki tekstur ringan menjadikan pakaian yang dibuat dari kain nilon menjadi cepat kering. Pakaian yang dibuat dari serat nilon tidak membutuhkan perawatan khusus saat dicuci karena kain tersebut mudah kering serta awet.
Tidak Menyusut
Kain nilon yang dibuat dari 100% serat sintesis memiliki keunggulan, yakni tidak mudah menyusut bahkan ada beberapa kain nilon yang tidak menyusut sekalipun. Pakaian yang dibuat dari serat nilon tidak mudah berubah bentuk dan menyusut saat dicuci atau saat terkena air berulang kali. Oleh karena itu, kain nilon sering digunakan untuk membuat pakaian renang atau pakaian untuk keperluan menyelam. Akan tetapi, kain nilon tersebut memiliki daya serap keringat yang rendah karena dibuat dari serat sintesis. Kain nilon akan menimbulkan efek panas saat digunakan saat cuaca panas karena tidak mudah menyerap keringat.
Tahan Terhadap Serangga dan Jamur
Kain nilon dibuat dari serat sintesis yang berasal dari minyak bumi, plastik, dan beberapa produk pertambangan yang lain. Bahan tersebut kemudian diproses dengan teknik khusus hingga menghasilkan untaian benang yang kuat. Kain yang dihasilkan dari serat nilon tersebut tahan terhadap serangga dan pertumbuhan jamur. Oleh karena itu, kain nilon juga bisa digunakan sebagai bahan pakaian untuk orang dengan kulit sensitif untuk menghindari munculnya iritasi akibat jamur. Akan tetapi, kain nilon termasuk jenis kain yang membutuhkan waktu lama untuk didaur ulang atau diurai oleh mikroorganisme.
Tidak Tahan Panas
Dari beberapa kelebihan tersebut, kain nilon memiliki kekurangan, yakni tidak tahan panas. Kain nilon mengandung plastik sehingga meleleh jika terlalu lama terpapar panas dengan suhu 230-250 derajat Celsius. Oleh karena itu, pakaian yang dibuat dari kain nilon sebaiknya disetrika dengan suhu rendah sampai sedang supaya kain tidak mudah rusak bahkan leleh. Selain itu, warna pada kain nilon juga bisa semakin pudar jika terlalu lama atau terlalu sering terpapar sinar matahari karena kain nilon dapat tergradasi oleh sinar ultraviolet.
Beberapa karakteristik kain nilon tersebut merupakan karakteristik umum yang bisa menjadi pertimbangan sebelum Anda memilihnya sebagai bahan pembuat pakaian. Saat ini, ada beberapa produsen kain nilon yang membuat kain nilon dari campuran serat sintesis dan serat katun sehingga bisa menghasilkan kain yang kuat dan memiliki daya serap keringat memadai. Kain nilon yang berkembang saata ini memang terdiri atas berbagai jenis yang memiliki karakteristik berbeda yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan.
No Comment