Sejarah kemeja di dunia
Di artikel ini kita akan membahas sejarah kemeja. Hampir semua orang yang hidup di zaman modern seperti saat ini mempunyai kemeja, baik laki-laki maupun perempuan. Kemeja merupakan jenis pakaian yang bisa digunakan untuk berbagai kondisi, yakni kondisi formal, semi formal, dan santai. Kemeja bisa memberikan tampilan formal maupun kasual saat dikenakan. Seiring dengan perkembangan dunia fashion, kemeja pun terus berkembang menjadi berbagai jenis yang bisa dipilih sesuai kebutuhan dan selera. Kemeja bisa dipadu-padankan dengan item fashion lain untuk membuat penampilan menjadi semakin menarik, misalnya jas, sepatu pantofel, dasi, sneaker, rompi, dan jaket. Kemeja juga bisa digunakan oleh semua kalangan, mulai dari anak sampai orang tua.
Kemeja yang berkembang saat ini tidak melulu langsung ada, melainkan memiliki sejarah dan perkembangan yang cukup panjang. Istilah “kemeja” sebenarnya berasal dari bahasa Portugis “camisa” yang berarti pakaian atasan untuk pria. Kemeja yang berkembang saat itu digunakan untuk menutupi beberapa bagian tubuh, yakni bahu, tangan, serta dada sampai perut. Bentuk kemeja juga sering dianggap mirip dengan bentuk baju blus dan hem.
Awal mula Kemeja dari Eropa
Kemeja merupakan pakaian asli dari Bangsa Eropa yang mulai muncul sejak abad ke-17. Kemeja yang digunakan pada masa itu hanya terdiri atas satu warna, yakni warna putih dengan renda di bagian dada dan lengan. Kemeja juga hanya dikenakan oleh para pria saja. Pada awal tahun 1800, kemeja mengalami inovasi dengan lahirnya model kemeja baju yang memiliki kerah dengan hiasan bulu-bulu atau yang biasa disebut ruff. Kemeja dengan kerah berbulu sangat populer dan menjadi tren fashion masyarakat, khususnya pria, pada masa itu. Pada saat itu, kemeja hanya digunakan oleh para bangsawan atau orang kaya saja karena termasuk jenis fashion yang ekslusif. Kemeja putih tersebut sering digunakan oleh para bangsawan saat mengenakan busana tuxedo supaya terlihat lebih elegan.
Nah, Kemeja masih menjadi pakaian eksklusif sampai tahun 1900. Para pria yang mengenenakan kemeja dianggap sebagai orang kaya karena memiliki uang untuk membeli pakaian yang tergolong mahal tersebut. Pria yang menggunakan kemeja putih pada masa itu juga dianggap lebih elegan dan bersih serta memiliki penampilan dengan kesan mewah. Sejak saat itu, kemeja semakin populer digunakan oleh pria dan menyebar ke berbagai negara di luar eropa. Para masyarakat di berbagai belahan dunia pun mulai tertarik untuk menggunakan kemeja supaya memiliki penampilan yang elegan dan lebih menarik.
Kemeja di Indonesia
Kemeja mulai masuk ke Indonesia pada awal tahun 1918. Kemeja masuk dan diperkenalkan ke Indonesia diperuntukkan kepada para saudagar kaya. Akan tetapi, respon masyarakat kala itu terhadap kemeja kurang begitu antusias karena masyarakat Indonesia lebih nyaman menggunakan pakaian tradisional. Akan tetapi, seiring berkembangnya zaman, banyak para tokoh publik yang mengenakan kemeja ketika tampil di depan umum sehingga kemeja pun mulai populer di kalangan masyarakat Indonesia. Sejak saat itu, masyarakat mulai menggunakan kemeja untuk acara-acara formal atau pertemuan penting. Kemeja pun mulai menyebar dan berkembang ke berbagai wilayah di Indonesia sampai saat ini.
Kemeja yang berkembang di Indonesia mengalami perubahan model dan jenis seiring dengan perkembangan zaman. Kemeja juga tidak hanya digunakan oleh pria, tetapi juga umum digunakan oleh wanita. Bentuk kemeja pun mulai mengalami modifikasi, ada yang berlengan pendek ada yang berlengan panjang. Selain itu, kemeja juga mulai diberi unsur pakaian tradisional, yakni dengan terciptanya kemeja batik. Kemeja yang dikenakan oleh masyarakat Indonesia umumnya menggunakan bahan yang bisa menyerap keringat dengan baik dan memiliki sirkulasi udara baik karena Indonesia merupakan negara tropis yang suhu wilayahnya lumayan panas. Maka dari itu, kemeja yang bisa memberikan efek adem lebih digemari oleh masyarakat Indonesia.
Jika Anda tertarik membuat kemeja berkualitas, Anda bisa melakukannya di sini.
No Comment